Social Icons

Selasa, 19 Juni 2012

Teknik Mengambil Keputusan

Pengambilan Keputusan (DecisionMaking)
Pembuatan keputusan (decision making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini dibuat setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusun alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik.
  1. A. Bentuk-bentuk Pembuatan Keputusan
Pembuatan keputusan marupakan bagian terpenting dari manajer, yang dihubungkan dengan pelaksanaan perencanaan, dalam hal memutuskan tujuan yang akan dicapai, sumberdaya yang akan dipakai, siapa yang melaksanakan, siapa yang bertanggung-jawab atas pekerjaan yang diserahkannya dan lain sebagainya.
Pembuatan keputusan yaitu proses serangkaian kegiatan yang akan dilakukan dalam penyelesaian suatu masalah. Pembuatan keputusan ini dilakukan oleh setiap jabatan dalam organisasi. Manajer akan membuat keputusan yang berbeda pula.
Bentuk keputusan ini bisa berupa keputusan yang diprogram (Programmed dicision) atau tidak, bisa juga dibedakan antara keputusan yang dibuat di bawah kondisi kepastian, resiko dan ketidak pastian.
Keputusan Terprogram yaitu keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur yang terjadi secara rutin dan berulang-ulang. Contoh : penetapan gaji pegawai, prosedur penerimaan pegawai baru, prosedur kenaikan jenjang kepegawaian dan sebagainya.
Tipe-tipe Keputusan
Teknik-teknik Pembuatan Keputusan
Tradidional
Modern
Diprogram :
Keputusan-keputusan
rutin dan berulang-ulang. Organisasi mengembangkan proses-proses khusus bagi penanganannya.
1. Kebiasaan
2. Kegiatan rutin :
Prosedur-prosedur
pengoperasian standar
3. Struktur organisasi
Pengharapan umum
Sistem tujuan
Saluran-saluran informasi
yang disusun dengan baik
1. Teknik-teknik
riset operasi :
Analisa matematik;
Model-model
Simulasi komputer.
2. Pengolahan data
elektronik.
Tidak Diprogram :
Keputusan-keputusan sekali pakai, disusun tidak sehat, kebijaksanaan.
Ditangani dengan proses pemecahan masalah umum.
1. Kebijakan instuisi,
dan kreatifitas
2. Coba-coba
3. Seleksi dan latihan
para pelaksana.
Teknik pemecahan masalah yang diterapkan pada :
a. Latihan membuat
keputusan.
b. Penyusunan program-
program komputer
“ heutistik “
Keputusan Tidak Terprogram (non-programmed decision), yaitu keputusan yang dibuat karena terjadinya masalah-masalah khusus atau tidak biasanya. Contoh : pengalokasian sumber daya-sumber daya organisasi, penjualan yang merosot tajam, pemakaian teknologi yang termodern, dan lain sebagainya.
Herbert A. Simon mengemukakan teknik-teknik tradisional dan modern dalam pembuatan keputusan yang terprogram dan tidak terprogram.
Keputusan dengan kepastian, resiko dan ketidak-pastian, ini tergantung dari beberapa aspek yang tidak dapat diperkirakan dan dipastikan sebelumnya, seperti reaksi pesaing, perubahan perekonomian, perubahan teknologi, perilaku konsumen dan lain sebagainya. Oleh karena itu ini terbagi dalam tiga jenis situasi, yaitu :
Kepastian (certainty), yaitu dengan diketahuinya keadaan yang akan terjadi diwaktu mendatang, karena tersedianya informasi yang akurat dan responsibility.
Resiko (risk), yaitu dengan diketahuinya kesempatan atau probabilitassetiap kemungkinan yang akan terjadi serta hasilnya, tetapi informasi yang lengkap tidak dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.
Ketidak pastian (uncertainty), dimana manajer tidak mengetahui probabilitas yang dimiliki serta tidak diketahuinya situasi yang akan terjadi diwaktu mendatang, karena tidak mempunyai informasi yang dibutuhkan. Umunya ini menyangkut keputusan yang kritis dan paling menarik.
B. Proses Pembuatan Keputusan
1. Pemahaman dan Perumusan Masalah
Manajer harus dapat menemukan masalah apa yang sebenarnya, dan menentukan bagia-bagian mana yang harus dipecahkan dan bagian mana yang seharusnya dipecahkan.
2. Pengumpulan dan Analisa Data yang Relevan
Setelah masalahnya ditemukan, lalu ditentukan dan dibuatkan rumusannya untuk membuat keputusan yang tepat.
3. Pengembangan Alternatif
Pengembangan alternatif memungkinkan menolak kecenderungan membuat keputusan yang cepat agar tercapai keputusan yang efektif.
4. Pengevaluasian Terhadap Alternatif yang digunakan
Menilai efektivitas dari alternatif yang dipakai, yang diukur dengan menghubungkan tujuan dan sumber daya organisasi dengan alternatif yang realistik serta menilai seberapa baik alternatif yang diambil dapat membantu pemecahan masalah.
5. Pemilihan Alternatif Terbaik
Didasarkan pada informasi yang diberikan kepada manajer dan ketidaksempurnaan kebijaksanaan yang diambil oleh manajer.
6. Implementasi Keputusan
Manajer harus menetapkan anggaran, mengadakan dan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan, serta menugaskan wewenang dan tanggung jawab pelaksanaan tugas, dengan memperhatikan resiko dan ketidak pastian terhadap keputusan yang diambil. Sehingga perlu dibuat prosedur laporan kemajuan periodik dan mempersiapkan tindakan korektif bila timbul masalah baru dalam keputusan yang dibuat serta mempersiapkan peringatan dini atas segala kemungkinan yang terjadi.
7. Evaluasi atas Hasil Keputusan
Implementasi yang telah diambil harus selalu dimonitor terus-menerus, apakah berjalan lancar dan memberikan hasil yang diharapkan.
  1. C. Metode Kuantitatif Dalam Pembuatan Keputusan
Operasi organisasi semakin komplek dan mahal, sehingga semakin sulit dan penting manajer dalam membuat rencana dan keputusan. Untuk ini diperlukan bantuan berbagai teknik dan peralatan kuantitatif. Teknik dan peralatan kuantitatif pembuatan keputusan dikenal dengan nama teknik management science dan operations research. Riset operasi menggambarkan, memahami, dan memperkirakan perilaku berbagai system yang komplek dalam kehidupan manusia. Tujuannya menyediakan informasi yang akurat.
  1. D. Riset Operasi
  1. E. Ciri-ciri Riset Operasi
1. Memberikan informasi langsung kepada manajer dalam membuat keputusan.
2. Digunakannya pendekatan ilmiah dalam pemecahan masalah, yang meliputi perumusan masalah, pemahaman perilaku sistem masalah, dan pengembangan berbagai penyelesaian yang mungkin diselesaikan.
3. Menyederhanakan unsure-unsur masalah yang kompleks menjadi persamaan matematik untuk menyusun suatu model.
4. Memberikan efektivitas ekonomis dalam bentuk penghematan.
5. Perlunya bantuan komputer dalam penyelesaian masalah.
6. Diperlukannya suatu tim dalam penyelesaian masalah yang kompleks.
7. Mempertimbangkan apa yang paling baik bagi organisasi secara keseluruhan.
  1. F. Tahapan-Tahapan Pembuatan Riset Operasi
1. Diagnosa maslah, dengan mengetahui unsur-unsur masalah yang dihadapi.
2. Perumusan masalah, pembuatan fungsi matematika dengan menentukan kriteria yang diperlukan serta aspek-aspek yang ada didalam dan diluar kendali manajer.
3. Pembuatan mpdel, dengan melakukan pengujian berbagai kemungkinan dengan model matematik yang menggabungkan unsur-unsur masalah.
4. Analisa model, pengolahan unsur-unsur masalah dengan bantuan komputer agar di dapat nilai yang paling baik bagi pencapaian tujuan.
5. Implementasi penemuan, dengan menyarankan agar manajer menerapkan hasil perhitungan riset operasi
G. Kebaikan dan Keterbatasan Penggunaan Riset Operasi
Kebaikan :
1. Memungkinkan memerinci masalah yang kompleks dan berskala besar menjadi bagian lebih kecil sehingga mempermudah untuk didiagnosa dan dianalisa.
2. Para peneliti harus mengikuti prosedur logis dan sistematis untuk menghasilkan keputusan yang baik.
3. Teknik riset yang digunakan membantu penilaian alternatif dalam mengambil keputusan manajemen.
Keterbatasan :
1. Riset ini terlalu mahal dan memakan waktu lama, karena banyak jenis masalah, sehingga perlu adanya kalkulasi dalam biaya.
2. Riset operasi tidak dapat diterapkan secara efektif dalam banyak situasi, terlalu kompleks masalah untuk dipecahkan dengan peralatan matematik . Kebijakan intuitif manajer masih diperlukan untuk masalah dan situasi yang kritis.
3. Kesalahan dalam anggapan suatu masalah karena adanya pengabaian dalam satu variabel sehingga riset operasi menjadi mudah untuk menjadi teknik-teknik yang terpisah satu sama lain dari kenyataan yang ada.
Menurut Wagner agar riset operasi barguna harus memiliki delapan unsur, yaitu :
  1. Adanya dukungan dari manajemen puncak untuk menjamin bahwa program riset operasi memberikan pemenuhan kebutuhan organisasi secara keseluruhan.
  1. Tanggung jawab manajerial atas keberhasilan suatu proyek riset operasi.
  1. Partisipasi manajer dalam penetapan tujuan.
  1. Penggunaan kebijakanmanajerial untuk menghindari program berjalan dijalur yang salah.
  1. Pengumpulan data secara cepat sehingga memperpendek riset operasi dan membuatnya lebih berguna.
  1. Hindarkan aspek-aspek teknik mendominasi agar lebih bernilai terutama terhadap perilaku orang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh penyelesaian yang disarankan.
  1. Persiapan untuk kesulitan awal yang dihadapi dalam memecahkan maslah pertama kali, sehingga sistemnya tidak terganggu.
  1. Hasil analisa dan diagnosa riset operasi harus disimpan secara aman dan akurat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar